Berikutini contoh puisi yang saya buat yang bertemakan Kemiskinan dan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), Saya membuat puisi ini awalnya sebagai UH Sosiologi yakni tentang Permasalahan Sosial (Kemiskinan) dan Penyimpangan Sosial (KKN).Semoga bisa jadi referensi buat Anda, Ingat ! jangan lestarikan budaya COPAS (Copy-Paste) tanpa adanya Sumber.
Untuk pemimpin negeri adalah cerita puisi harapan untuk seorang pemimpin negara dirangkai dengan kata kata amanat kepada pimpinan dalam bentuk puisi untuk pemimpin cerita puisi untuk pemimpin dalam bait puisi yang diterbitkan blog berkas puisi, apakah berkisah seperti puisi tentang pemimpin masa depan atau puisi kritikan pemimpin ataukah tentang puisi untuk pemimpin untuk pemimpin negeri yang diterbitkan bisa dijadikan sebagai contoh puisi pemimpin sejati, dan untuk lebih jelasnya disimak saja puisi indonesia dibawah dengan judul puisi untuk seorang pemimpin.PUISI UNTUK PEMIMPIN NEGERI Oleh Bambang PPagi dibangunkan bukan dengan mentari Ramai mata terbuka melihat kabar negeri Suci tak terlihat di atap angkasa Melainkan pekat debu terhirup seakan bersatu dengan bumi Meski menyapa sudah tak bisa lagi Pesan dari sesama menjadi se urat Mendengar guncangan para rakyatSuatu saat di waktu yang terlihat Mereka bukan lagi mailaikat Bukan pula seperti penghianat Hanya saja ada surat berisikan amanatDebu seakan tak tersapukan Pilu sekan tak pernah terlupakan Hanya saja ini pesan dari rakyat Semoga kau bisa jalankan amanatKita sama tak elok bila terus menghujat Kita se tanah jumpa pun seperti panah Menusuk di bagian bagian jantung Sampai terlihat oleh yang maha ini adalah negri pratiwi mengharumnya lebih dari pun pemimpin ini Jujurlah dan lihatlah jangan di lukai kembali.Akupernah jadi pemimpin. Seribu dua ratus kali lupa, tujuh juta enpat ribu sembilan ratus kali berdusta, seratus empat puluh lima kali antara lupa dan tidak sengaja. Ini yang tercatat di buku harianku, entah kalau di buku amal para malaikat. Mungkin berlipat. Hanya sekali. Hanya sekali kesalahan fatal yang ku ingat.WAHAI, PEMIMPIN BANGSAKU Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa keadilan Perdamaian tidak akan tercipta Tanpa perdamaian Kita tidak akan bisa membangun negara Rakyat bukan perahu di atas gelombang Yang terus-menerus terombang-ambing Di tengah ancaman badai dan topan Kehidupan. Karenanya Rakyat harus diajak bahu-membahu; Membangun dunia yang adil Membangun dunia yang lebih maju Membangun dunia yang lebih sejahtera Sejarah telah mencatat Melalui semangat persatuan dan kesatuan Yang didorong oleh Perasaan senasib sepenanggungan Bangsa Indonesia telah berjuang Dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaannya Sehingga menjadi bangsa yang berdaulat Para kusuma bangsa Telah memberi arah yang tepat Bagi bangsa Indonesia Dalam pergaulan dunia Tentang bagaimana memperkuat kepribadian Tentang bagaimana mempertebal harga diri Menuju masyarakat yang maju Menuju masyarakat yang mandiri Menuju masyarakat yang sejahtera Wahai, Pemimpin bangsaku, Marilah kita segarkan kembali Pada ingatan akan sifat-sifat patriotisme Pada ingatan akan sifat-sifat gotong royong Pada ingatan akan sifat-sifat nasionalisme Para kusuma bangsa Telah mengingatkan, bahwa Pertengkaran yang berkepanjangan Saling hujat yang mengundang cacat Hanya akan Membuat bangsa tidak bisa membangun Tonggak dari bangkitnya rasa kebangsaan Adalah untuk bisa duduk sama rendah Adalah untuk bisa berdiri sama tinggi Dengan bangsa-bangsa di dunia Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa kemerdekaan Rakyat akan takut membangun harapan Tanpa harapan Dunia yang fana akan hampa merana *Jose Rizal Manua, lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954. Penyair dan dramawan yang sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air 1988, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, tanggal 14-22 Juli 2006. Tahun 1975 mendirikan Teater Adinda bersama Yos Marutha Effendi dan tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film seperti Oeroeg 1993, Kala 2007, Fiksi 2008, Asmara Dua Diana 2009, dan Meraih Mimpi 2009. Penghargaan lain yang pernah diraih yaitu bersama Teater Tanah Air TTA meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang. __________________________________ Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi berdonasi* karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email [email protected] atau [email protected].Puisikarya Dearest Tiantama gema ikrar itu hampir satu abadlalu membahana di persadaku mampu menyatukan tekat dan hastrat bersatu padu bangsaku begitu banyak pilihan kini yang bisa membuat indah warna negeri ini kami ingin kami mau jemari kecil ini kepal tangan ini langkah kaki ini untuk mengisi perubahan negeri ini bukan dengan permusuhanDi bawan ini kumpulan pantun setia pada negara. Jika adik pergi ke pasar,Bawa bersama bakul sayur,Konsep utama satu Malaysia,Mengutamakan rakyat merentasi penat jalan di taman,Menghirup udara terasa nyaman,Tujuan utama satu Malaysia,Perkongsian nikmat secara yang indahnya suasana,Menjadi pilihan semua hidupan,Tidak mengenepikan pembangunan bumiputera,Rakyat dan negara mencapai terbit terjadinya siang,Buat kerja jangan khilaf,Kejayaan Malaysia namanya terbilang,Mencapai kejayaan yang sungguh anak dara,Tangan berkerja sungguh tangkas,Rahsia menjadi pemajmukkan negara,Rukun Negara menjadi mawar untuk si gadis,Menjadi pengikat bujang dara,Rukun Negara menjadi teras,Begitu juga Perlembagaan naik berdiri tegak,Memberi hormat pada bendera,Rakyat Malaysia mempunyai hak,Tanggungjawab kepada kemajuan sungguh kambing-kambing,Berkumpul bersama di pohon rending,Terdapat lapan nilai utama,Yang utama hidupkan malam gerai dibuka,Menjadi tumpuan gerai laksa,Nilai yang perlu satu Malaysia,Ketabahan, rendah hati adalah sungguh menanam bunga,Bunga ditanam bunga kekwa,Nilai yang pasti satu Malaysia,Kesetiaan kepada raja dan bertatih tepian dulang,Semasa meniti berhati-hati,Pegangan utama rakyat cemerlang,Pentingkan pendidikan dan sungguh suasana malam,Senyap sunyi aman terasa,Transformasi pengurusan Hal Ehwal Islam,Meneraju gagasan satu kecil berteriak suka,Riang bermain jongkang kongket,Pegerakan utama satu Malaysia,Menstruktur semula perpaduan Cina main tanglung,Anak Melayu turut menumpang,Cita rasa rakyat Malaysia,Sejajar Perlembagaan Persekutuan dan Rukun lentok bunga lalang,Ditiup angin sepoi-sepoi bahasa,Malaysia menuju segenap bidang,Disegani oleh seluruh ke Kuala Lumpur,ambil gambar Tugu Negara,Kita berdiri kita berfikir,Bertindak sebagai bangsa berdua naik sampan,Sampan di kayuh menuju muara,Layani dan penuhi segala keperluan,Tanpa mengira kaum dan keladi di timpa hujan,Air jatuh ke tanah senang,Pemimpin melayani kehendak dan keperluan,Setiap etnik merak menari-nari,Sebagai tanda menyambut datang,Wakil rakyat bertindak melepasi,Sempadan kaum di dahan meloncat-loncat,Melihat perahu telah karam,Satu Malaysia harmonikan rakyat,Tanpa mengubah identity RAKYAT MENGANGKAT INSTUSI RAJABerbudi bahasa berhemah tinggi,Baginda bertitah rakyat dengari;Semua jemputan baginda hadiri,Asalkan rakyat rasa selalu mencemar Duli,Menziarahi rakyat bantuan diberi;Rakyat gembira tiada terperi,Kebaikan baginda lekat di dan rakyat berpisah tiada,Masalah rakyat dikongsi bersama;Rakyat mengangkat Institusi Diraja,Raja dan rakyat rasa Raja selalu menyeru,Inginkan rakyat bersatu padu;Buat keputusan tidak terburu,Asalkan rakyat terus percaya rancangan kerajaan,Mampu dinikmati segenap lapisan;Rakyat bersatu dalam perpaduan,Negara makmur dalam dan rakyat amat rapat,Ke mana pergi rakyat diingat;Perbelanjaan dibuat penuh cermat,Tuanku datang disambut Baginda tersergam indah,Apabila bertitah penuh bermadah;Kuasa yang tinggi tiada diendah,Bersama rakyat tetap baginda dalam istana,Rakyat diundang pergi ke sana;Raja kami yang bijaksana,Ikatan Raja dan rakyat terus rakyat sama dikongsi,Raja dan rakyat tiadalah sangsi;Ikatan terus jadi serasi,Tercipta nostalgia untuk Tuanku negara maju,Pemerintahan Tuanku terus dipacu;Warkah dihantar Tuanku dituju,Mendoakan Tuanku terus di kesayangan ayahanda dan bonda,Cemerlang negara amat sukacita;Raja dan rakyat berpisah tiada,Bijaksana memerintah negara Kesultanan patut dihayati,Dipelajari oleh generasi terkini;Personaliti Raja amat dikagumi,Ke mana pergi tetap dikarang untuk tatapan istimewa semua Raja dan rakyat;Semua Raja sentiasa di hati rakyat,Memerintah adil dan saksama demi rakyat,Ampun Tuanku! Daulat Tuanku! Tuanku sentiasa di hati Tuanku,Daulat Tuanku,Sembah patik harap merafak sembah, izinkan patik mengabadikan,Karya karangan patik untuk tatapanrakyat Malaysia percaya karya patik dapat mencetuskan rasa cintayang amat mendalam kepada Institusi Diraja dan secaratidak langsung rakyat Malaysia akan mempertahankanInstitusi Diraja walaupun ke titisan darah patik harap bicara patik doakan moga Tuanku sekeluargadirahmati Allah di dunia jua di Ya Rabbal A' RUKUN NEGARABaju kebaya kain bercorak,Cantik memikat si gadis desa;Rukun Negara lima tertegak,Penyatu rakyat berbilang bulan indah cahaya,Bintang berseri menjadi teman;Percaya Tuhan tunjang agama,Hidup harmoni dalam warna bunga cempaka,Harum sungguh pohonnya tinggi;Taat raja setia Negara,Lambang teguh jati pandangan jadi lukisan,Indah rupa Bandar Hilir;Perlembagaan jadi rujukan,Tentu kira urus rendang pohon nan satu,Dahannya rendah tunjang berakar;Undang-undang membatas laku,Menghukum salah menegak di taman merah menyala,Buang durinya gubah jambangan;Adab sopan juga susila,Setiap masa jadi SETIA KASIHDelima merah di balik daun, Buah berangan di kebun mama, Dengan Bismillah memulakan pantun, Buat renungan kita bersama. Buah berangan di dalam raga, Bunga cengkihdi rumpun padi, Buat renungan tuan yang mulia, Tanda kasih setia berbakti. Sambal peria si pucuk geti, Untuk santapan duduk semeja, Tanda setia kepada pertiwi, Sanggup berkorban apa sahaja. Sekapur sirih dubuat bekal, Pinang seulas diatas peti, Anyaman kasih hamparan ambal, Buat mengalas penghargaan kami. Bunga dipuja setiap ketika, Amat indah si mawar putih, Negara Malaysia tanah pusaka, Tempat mencurah taat dan kasih. Amat indah paginya suria, Seisi dunia rasa terpaku, Tempat mencurah taat setia, Itulah dia tanah airku. Minta mukun diberi mukun, Mukun ada bunga selasih, Minta pantun kuberi pantun, Pantun tanda setia kasih. Mukun ada bunga selasih, Bunga kemboja di tapak tangan, Pantun tanda setia kasih, Budaya bangsa zaman berzaman. Pokok Palah batang berduri, Patah tersisih ditepi paya, Pantun dipersembah di pelosok negeri, Setia kasih pertahankan budaya. Sayang Labuan pulau di laut, Bandarnya bersih indah menawan, Salam tuan sudah disambut, Tanda kasih setia kawan. Dato Adenan pemimpin bestari, Berjasa berbakti kepada negara, Selagi ada bulan dan matahari, Setia kami untukmu Malaysia, Pak Mat ke Kuala Oya, Pak Harun ke Kuala Deli, Kalau rakyat tidak setia, Bagai meracun diri sendiri. Cenderawasih berbalung merah, Terbang mara ke pohon sena, Setia kasih menjunjung perintah, Demi negara kupertahankan nyawa. Mengangkat buah di tepi pangkalan, Bawa berniaga di bulan puasa, Semangat Hang Tuah menjadi ikutan, Setia kepada raja dan negara. Sinaran mentari menyinari bumi, Cahaya redup hujan tak jadi, Kesetiaan kami suci dan murni, Dari hidup sampai mati. Wira menyanyi Bahtera Merdeka, Perasaan bangga di lubuk jiwa, Pemuda pemudi di negara jaya, Kesetiaan bangsa untuk Malaysia. Bunga selasih di dalam raga, Buat ubat puteri rupawan, Kalau kasih sesama kita, Hidup berkat dirahmati Tuhan. Cempaka biru kembang di taman, Tersemat di baju gadis rupawan, Setia Melayu sepanjang zaman, Demi Tuanku Duli Yang Dipertuan. Bulan purnama memburu rusa, Turun membawa panah berbisa, Bukan tandanya Melayu tak setia, Walaupun dikata mudahPuisiTentang Pahlawan Selasa, 31 Januari 2017. 5 Teknik Dasar Permainan Bola Basket . 5 Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya. Bola Basket February 1, 2017 (Fizal Al - Aziz) thehunterslamdunk.blogspot.com: Oleh Noura Fadhila ~ Politisi MudaAda Yang HilangAda yang hilang tapi bukan cinta; Ada yang hilang namun bukan rasa; Atmosfir mencekam pada yang tak sejalan; Nyawa pun lagi kau cari; Karena tak kan berjumpa; Keadilan hilang jejak; Teroksidasi dalam ruang tertinggal tak lebih dari sekedar kata; Tak lagi berdefinisi; Kau beri makna sesukamu; Aku ikut saja mau mu karena kuasa milikmu... Air mata ku tumpah malam tadi; Saksikan pribadi kau paksa bersalah; Koruptor bukan, ter*rispun bukan; Hanya lelaki tua dengan follower real dalam jumlah tak terbilang...Aku satu dari sekian lainnya; Mengkritisnya tanpa henti; Namun saksikan ketidakadilan berlaku atasnya; Nalarku tak bisa ku paksa bungkam...Tau kah kau bagian paling menyakitkan dari semua ini; Saat kalian paksakan logika kalian pada kami; Mohon hentikan melecehkan kemampuan bangsa ini mengunakan nalarnya; Buatlah analisis hingga hipotesis sesuai versimu dan hari ini kuasa masih milik mu; Namun jangan lupakan 6 nyawa anak manusia; Menunggu keadilan; Jika kini keadilan tengah hilang jejak; Nanti kan ada waktunya bertemu...Jika tak di dunia; Mahkamah Tuhan pasti kan hadirkan; Hati ku patah pada negara; Karena biarkan keadilan hilang jejak; Aku bahkan tak lagi berani berani menuliskan isi pikiranku dengan diksi telanjang dalam tulisan panjang bersama analisis tajam agar tak hilang hipotesis akhir ku kelompok muslim hanya menang dalam jumlah-hanya berguna saat pemilu.... Namun tak miliki posisi tawar apapun sesudahnya.... Tak ada pilihan kalian paksa kami buat pilihan....Baca juga puisi pendek tentang persahabatan dan harapanRamadanku Datang Lebih AwalTahun belum juga berganti; Namun, ramadaan kali datang lebih awal; Puasa sekian hari tanpa henti; Ramadan kali ini sepertinya lama akan tinggal...Jadilah rakyat sebentar saja; Agar tau rasanya ramadan datang lebih awal; Lapar dan dahaga hanya tuntas bersama senja; Lapar itu nyata kawan!!! bukan gombal...Beras sekantong yang tak perna cukup dimakan sebulan; Mie 3, 4 bungkus bersama sarden 2 kaleng; Bekal rakyat hidup sebulan; Sejahterah hanya bualan!! janji hidung belang;Hanya setia pada kawan sejawat; Pada sesama pemilik kuasa; Rakyat sekarat; Kalian masih bicara kuasa; Ajal di depan mata... Covid mewabah!! Gizi kami tak ada; Negara kamu dimana! Kami rakyat menderita; Kami anak kandungmu! Ramadan datang lebih awal; Mungkin kan tinggal menahun... Sikuat kan hidup kekal; Si lemah kan segerah punah tak sampai hitungan tahun; Ini kisah pilu bangsaku; Bukan penggalan dongeng;Tak lagi bisa ku ajak berdamai... nalar dan mataku; Hanya Air mata dalam puisi cara ku bertutur Damai dan jayalah bangsa dan negara ku; Sejahteralah seluruh rakyatnya; Semoga kasih sayang dan perlindungan Allah selalu ada untuk kita semua...Sajak Perlawanan Saat cintaku pada negara; Kau balas water cannon dan gas air mata; Kemana lagi harapan rakyat akan bermuara; Kerena janjimu isinya hanyalah dusta...Kuasa merampas kewarasanmu; Kuasa melumat habis sisa kemanusian mu; Kau tak lagi kenal dirimu; Cinta hilang jejak dalam nalar mu...Negara dan bangsa tak perna menuntut lebih; Namun jiwanmu tak kenal kata puas; Kau minta kami rakyat bersabar hingga letih; Janjimu sejahtera!!! namun pemuda kau hadapi dengan beringas...Mereka anak-anak bangs; Seburuk itukah cinta kami hingga water cannon dan gas air mata balasannya?? Coba tunjukan cinta milikmu pada bangsa dan negara; Yang berbalas gaji ratusan juta, rumah dinas hingga kekuasaan...Jika cinta kami sepenuh hati pada bangsa dan negara; Alasan kalian perlakukan kami layaknya kriminal; Lantas masih pantaskah kalian menyebut diri kalian pemimpin-pemimpin negara...Karena cinta mu berpamrih; Cinta tak lagi kau kenal; Kau dengar suara rakyat; Kau lihat derita rakyat; Namun kau paksakan omnibis law dan cipta kerja sah sebagai undang-undang... Kalian ingin kami semua bungkam! Alasan nalar kewarasan kami berang; Mengapa pasal merugikan rakyat kau akomodir; Sementara suara rakyat kau abaikan; Dewan Perwakilan Rakyatkah atau Dewan P*ngh* keputusan!!! Ekpresi cinta pada bangsa dan negara... Hanya itu yang mampu kusaksikan; Dalam Gelombang perlawanan pada Omnibus Law dan Cipta kerja; Entah dalam pandanganmu, entah dalam adalah seni; Seni berteriak dalam diam; Hening terlihat sepi; Namun gaduh dalam pemikiran...Jangan kau pikir saat hening; Segala kan baik-baik saja; Khawatirlah saat hening kian merayap; Bergrilya dalam diam; Hening bermuara pada hadir ketika salah tak lagi terbilang; Suara-suara tak lagi di dengarkan; Kau hanya asyik masyuk bersama pertanda alam; Jika kau mau renungkan; Cara Tuhan memintamu kembali ke kesadaran; Namun pilihan selalu ada pada mu...Penamu tuliskan cerita lanjutan; Lainnya menyesuaikan pada alurmu; Yang kau tulis kan jadi sejarah; Dongeng indahkah atau kegaduhan baru...Hening bertutur jujur; Berkisah tentang amarah; Diam jadi pilihan; Sebelum suara-suara lantang hadir kembali;Penamu tak perna lebih kuat; Tuhan telah tuliskan di Lauhil Mahfuz; Siapa kan jadi apa...Jangan kau paksa hening terus tinggal; Hening tak berarti diam; Hening membungkus kobaran amarah; Hening kan jadi dendam politik baru...Tersublimasi sementara dalam pikiran publik; Khawatirlah pada yang tak terkatakan; Benihnya tumbuh subur dalam pikiran...negarayang benar-benar merdeka ini menjunjung tinggi perdamaian abadi bangsa yang benar-benar merdeka ini menghormati hak asasi dan toleransi (merdekanya negara yang bangsanya merdeka, 2022) Puisi pertama dari tujuh rincian judul puisi tentang Merdeka, khususnya tentang Merdekanya Negara yang Bangsanya Merdeka. Semoga bermanfaat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SAJAK-SAJAK UNTUK PEMIMPINPEMIMPIN 1 Pemimpin, pilihlah yang amanah Bukan yang serakahKendali emosinya selalu diasahDan tidak suka berkeluh kesahPemimpin, bukan yang ambisi Bukan yang sikut sana-siniMemiliki nuraniDan mulia budi pekerti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Lihat Puisi Selengkapnya
Puisiuntuk indonesia, Oleh: Elsadinty jalani hidup penuh juang tatap masa depan cerah penuh harapan jangan biarkan kesalahan buat keputusaan belajar dri pengalaman bangsa jangan terusik oleh kesukaran hadapilah sebagai tantangan berdayakan dirimu oleh keberanin pelajarilah hal baru dalam hidup buat bumi indonesia bersinar kekuatan dalam satu hti
Sunday, March 27, 2016 Puisi suksesi kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan ialah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tentang kepemimpinan inilah yang diceritakan puisi kepemimpinan yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan kali ini Dan cara alamiah menelah kepemimpinan adalah dengan melakukannya dalam kerja dengan praktik seperti pemagangan pada seseorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hal ini seorang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran atau instruksi mungkin begitulan tentang kepemimpinan seperti cerita puisi tentang kepemimpinan dibawah ini Puisi Tentang Kepemimpinan Bagaimana kata kata puisi kepemimpinan yang dipublikasikan ini, untuk lebih jelasnya yuk kita simak saja berikut ini, agar mengerti arti dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya. PUISI SUKSESI KEPEMIMPINANDR. Abdullah Fathoni, Berebut untuk menjadi pemimpin meski tidak mampu memimpin dan tidak ada ilmu menjadi pemimpin yang penting tenar menjadi pemimpin pada mulutnya sendiri tidak mampu dipimpin akan dibawa kemana negeri ini? akan dijadikan apa negeri ini? akan diopinikan apa negeri ini? perlombaan tiada akhir membalik yang sudah terukir seakan hidup tak berakhir kebenaran menjadi terjungkir dan pribumi menjadi telat mikir terkuras habis uang bankir sampai tiba waktu mentari lingsir karna di sana ada senyum selir atau sabda alang - alang kumitir ini nyata bukan saling sindir mengapa mereka mangkir ? yang benar menjadi tersingkir laksana kerja para gangsir biarkan berhembus angin sumilir yang membawa aroma anyir karna kebohongan dikipas ilir seperti hangus terbakar gubahan syair dan deras air sungai mengalir dari hulu menuju ilir lihatlah...mereka akan disambar betir karna ucapannya membawa derita getir tak peduli pada garis takdir inilah musibah tiada akhir tetapi komunitas tidak sadar berfikir bahwa ini opini para montir yang bekerja untuk saling menyindir oh...Tuhan selamatkan negeri ini dari kejahatan dari mereka yang kesetanan agar generasi kedepan menjadi mapan dan tidak ada lagi luka diatas luka karna semua sudah terbuka nyata sesuai fakta tidak ada rekayasa data kabulkan doa ini Tuhan alam semesta. Demikianlah puisi suksesi kepemimpianan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
BukanPemimpin yang hobi mengumbar janji dan sekedar pengharapan. Kamu bilang ini Merdeka Tapi rakyat masih menderita Kamu bilang rakyatmu hidup tenteram dan bahagia Kalau saja kamu tahu masih ada yang makan sepiring untuk bertiga. Baca juga: Kumpulan Puisi Chairil Anwar Tentang Perjuangan untuk Memperingati HUT ke-76 RI 17 Agustus 2021. 7.
Hinggaia menjadi tikus Negara Tikus yang lapar Lapar akan lembaran kertas berharga Lembaran kertas milik rakyat Kau tak layak jadi pemimpin Karya: Yuliani Setyaning Riski (2017) #6 Puisi Sang Koruptor. Nah itu tadi Kumpulan Puisi Tentang Kejahatan Korupsi semoga puisi di atas bermanfaat dan dapat dijadikan sebuah renungan untuk kita
PuisiNasionalisme-Puisi Nasionalisme kali ini berjudul "Yang Ku Sanjung tak Lagi Amanah", puisi ini menggambarkan sebuah kemarahan batin dari seorang rakyat yang mengetahui pemimpin negrinya tak lagi amanah, mereka (para pemimpin) lebih suka berfoya-foya dan memperebutkan harta (Korupsi) dibandingakan
.